Teknologi PGT-A atau Pre-Implantation Genetic Testing for Aneuploidy yang hadir di Morula IVF Indonesia, merupakan cara mendeteksi masalah kromosom pada embrio untuk mencegah terjadinya keguguran pada pasien ibu dan calon bayi tabung.Teknologi PGT-A ini memberikan manfaat bagi pasangan yang memiliki kondisi sudah melakukan program bayi tabung berulang kali dan belum berhasil untuk hamil, pasangan yang memiliki riwayat keguguran berulang, pasangan yang memiliki riwayat kelainan bawaan pada kehamilan sebelumnya, dan ibu yang sudah berusia lanjut.
Selain PGT-A terdapat pemeriksaan kromosom lanjutan lainnya yaitu PGT-M (Pre Implantation Genetic Testing for Monogenic / single-gene defect). Beberapa kelainan yang dapat dicegah dengan menggunakan teknologi PGT-M seperti diantaranya Thalassemia, Spinal Muscular Atropy, Cystic Fibrosis dan penyakit genetik lain yang bersifat menurun.
- Jessica Iskandar Hamil Anak Ketiga Dengan Seleksi Genetik Sehat Melalui Program Bayi Tabung (IVF) di Morula IVF Surabaya National Hospital
- Morula IVF Surabaya Menjadi Klinik Fertilitas Pertama di Indonesia Bagian Timur yang Berhasil Menorehkan Akreditasi Internasional (RTAC)
- Talasemia Merupakan Penyakit Keturunan, Hindari dengan Lakukan Deteksi Dini: Skrining & PGT-M
- Tingkatkan Mutu Pelayanan, Morula IVF Ciputat Resmikan Ruang Operasi (OK) dan Laboratorium Embrio
- Morula Indonesia Memperkenalkan Teknologi Female Fertility Preservation
PGT-A Meningkatkan Persentase Kehamilan
“PGT-A merupakan teknologi bayi tabung unggulan terbaru untuk screening kromosom pada embrio yang dimiliki untuk membantu memaksimalkan keberhasilan kehamilan dalam program bayi tabung (IVF). Teknologi ini memungkinkan proses seleksi embrio sehingga embrio yang dimasukkan ke dalam rahim merupakan embrio dengan kromosom normal dan diharapkan mempunyai tingkat keberhasilan hamil lebih tinggi,” ungkap Direktur Scientific PT. Morula Indonesia, Prof. Arief Boediono. Ph.D.
“Berdasarkan studi yang kami lakukan pada Januari tahun 2019 hingga September 2022 pada hampir 500 pasien, bahwa teknologi PGT-A membantu potensi kehamilan sebesar 68% di kelompok umur 38-39 tahun dan 46% usia diatas 40 tahun. Pada kelompok 38-39 tahun tersebut, persentase kehamilan dengan teknologi PGT-A lebih baik 25% dibanding kehamilan Non PGT-A dan di usia 40 tahun ke atas, PGT-A membantu persentase kehamilan 19% lebih baik dari yg Non PGT-A,” demikian dipertegas Prof Arief.
Data lain dalam penelitian mengungkapkan bahwa pasien dalam rentang usia 36-44 tahun memiliki angka kromosom normal (euploid) yang jumlahnya lebih rendah dibandingkan kromosom tidak normal (aneuploid). Ini menunjukkan bahwa teknologi PGT-A harus direkomendasikan pasien dalam kelompok usia tersebut agar tujuan healthy embryo – healthy baby bisa terpenuhi. Di sisi lain saat teknologi ini dapat juga mengidentifikasi embrio dengan kromosom seks yang normal atau sehat dengan mengidentifikasi kromosom 46 XX atay 46 XY, dalam bahasa awam dikenal dengan deteksi jenis kelamin yang normal.
PGT-A Mengantisipasi Timbulnya Penyakit Bayi
Saat ini layanan PGT-A tersedia langsung di Morula IVF Jakarta dan juga beberapa cabang Morula IVF lainnya di Indonesia. Direktur Scientific PT. Morula Indonesia, Prof. Arief Boediono. Ph.D menambahkan, “Layanan kami juga sudah memperhitungkan efektivitas dari sisi biaya, yang meliputi konsultasi, USG, cek laboratorium pasangan suami istri, analisa sperma, obat stimulasi atau hormone, tindakan Ovum Pick Up (OPU), fasilitas Time Lapse/VIP Incubator, tindakan Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI), dan tindakan Embryo Transfer (ET).”
Bahwa kegagalan program bayi tabung terjadi karena sekitar 60-70% disebabkan karena kromosom yang tidak normal, terutama pada wanita usia di atas 38 tahun kerusakan kromosom bisa mencapai sekitar 75%. Kromosom yang abnormal yang terjadi pada saat proses pembentukan sel-sel telur, sperma dan saat perkembangan embrio, dapat menyebabkan kromosom yang terlalu banyak atau terlalu sedikit, atau bahkan hilangnya atau penambahan DNA.
Kelainan kromosom di atas dikenal sebagai aneuploidy. Hal ini dapat menyebabkan kelainan kromosom seperti Down Syndrome dan Edwards Syndrome, dan kelainan dari kromosom jenis kelamin bayi seperti Turner Syndrome, Jakob Syndrome, Klinefelter Syndrome dan Triple X serta 60% keguguran,” ujarnya menutup.
PGT-M (Pre-Implementation Genetic for Monogenic disorder)
Morula IVF Jakarta siap melayani PGT-M. Teknologi ini dapat mendeteksi mutase single-gene (monogenic) yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit genetik bawaan seperti Thalassemia, Spinal Muscular Atropy dan Cystic Fibrosis.
Teknologi PGT-M dapat membantu pasangan untuk mendapatkan keturunan dengan menurunkan risiko terkena penyakit-penyakit keturunan tersebut. Saat ini tim Morula IVF Jakarta sudah berhasil melahirkan bayi dari pasien yang membawa penyakit yang diturunkan yaitu spinal muscular atropy tanpa menderita penyakit tersebut berkat teknologi PGTA – PGTM.
Keberhasilan tersebut secara ilmiah telah dilaporkan dan dipublikasi dalam jurnal internasional (International Journal of Reproductive BioMedicine) yang berjudul: Birth of spinal muscular atrophy unaffected baby from genetically at-risk parents following a pre-mplantation genetic screening: A case report (Polim et al, 2022).
Tentang PT. Morula Indonesia:
Morula IVF Indonesia merupakan bagian dari Bundamedik Healthcare System yang fokus dalam pengembangan klinik fertilitas “Morula IVF” di Indonesia. Dalam pengembangannya, pada tahun 1997 Bundamedik Healthcare System, mendirikan Klinik Fertilitas Morula yang saat ini telah berganti nama menjadi Morula IVF Jakarta, telah menjadi salah satu klinik fertilitas terbesar di Indonesia dengan peningkatan pasien yang mengikuti program Bayi Tabung semakin bertambah setiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 30% pertahun.
Morula IVF Jakarta merupakan yang pertama dan satu-satunya klinik fertilitas di Indonesia yang telah mendapatkan akreditasi international The Reproductive Technology Accreditation Committee (RTAC). RTAC merupakan komite akreditasi bidang bidang IVF yang dibentuk oleh the Fertility Society of Australia (FSA).
Menyadari betapa tingginya kebutuhan akan pelayanan program fertilitas yang berstandar baik dan menghasilkan outcome yang baik, maka Bundamedik Healthcare System berkomitmen untuk terus mengembangkan klinik-klinik fertilitas Morula IVF di Indonesia di bawah payung “Morula IVF Indonesia”, yang hingga kini telah ada 10 klinik Morula IVF (Morula IVF Jakarta, Morula IVF Ciputat, Morula IVF Tangerang, Morula IVF Margonda, Morula IVF Melinda Bandung, Morula IVF Padang, Morula IVF Pontianak, Morula IVF Yogyakarta, Morula IVF Surabaya dan Morula IVF Makassar) serta pengembangan fasilitas baru Bunda Morula Nusa Dua.